Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Masjid Besar Puro Pakualam



    Masjid Puro Pakualam berlokasi di Kauman Kecamatan Pakualam Kota Yogyakarta, dua km ke arah timur laut dari keraton Yogyakarta. Masjid ini Luasnya 144M2, dan mempunyai 4 serambi seluas 238 M2.



    Keberadaan masjid ini tidak lepas dari instruksi BRM Surjadi atau Sri Paku Alam I (Putra Sri Sultan Hamengku Buwono I) kepada KRT Natadiningrat atu Sri Paku Alam 2. Atas Dasar Titah itu Seusai Perang Diponegoro, Sri Paduka Paku Alam II pada tahun 1831 mendirikan Masjid yang terletak di sudut barat daya Puro Paku Alam. Pendirian masjid ditandai dengan adanya batu tulis yang kini masih dapat dibaca pada dinding serambi masjid.



    Ketika Pangeran Natakusuma alias Paku Alam I wafat tahun 1829, ia diganti oleh Sri Paku Alam II. Selanjutnya Sri Paku Alam II berkuasa sebagi adipati merdeka di kadipaten Paku Alam dan Kadipaten Karang Kemuning.

    Pada tanggal 28 April 1931, Belanda mengadakan perjanjian kepada Sri Paku Alam II tentang wilayah kekuasaanya menggantikan Sri Paku Alam I pada tanah seluas 4000 cacah. Sesuai dengan perjanjian politik tanggal 17 Maret 1831, kekuasaanya meliputi Kadipaten Paku Alam dan Adikarto. Sebelum menjadi adipati , KRT Natadiningrat dan sang ayah (Paku Alam I) menjadi tawanan Deandles atas kehendak Sri Sultan Hamengku II.
    KRT NataDiningrat naik Tahta pada tanggal 4 Januari 1830 dan wafat pada tanggal 13 juli 1885 dimakamkan di Pesarean Hastana Kotagede Yogyakarta.

    KPH Suryaningrat dikenal sebagai seorang seniman ulung. Setelah perang Diponegoro, Paku Alam menghasilkan banyak karya seni. Bahkan ia mengenalkan seni musik dan drama terbuka di Kraton dan masyarakat Yogyakarta.

    Disamping mendirikan dan memimpin jamah masjid Puro Paku Alam, GKP Paku Alam II, juga menulis satra Serat Baratayudha dan Serat DewaRuci yang berisi penjabaran dua kalimat syahadat dan sifat Allah yang dua puluh.

    Sri Paduka Paku Alam II menitahkan "Barang siapa masuk Puro Masjid Paku Alam, saya mengharap dengan sangat agar membasuh diri atau bersuci hingga bersih, juga agar turut menjaga kebersihan dengan menyapu serambi masjid dan halamanya".

    Proses pembangunan masjid Puro Paku Alam ditandai dengan adanya empat prasasti, 2 prasasti ditulis dalam huruf arab dan 2 prasasti dalam huruf jawa.

    Letak Prasasti semula tidak diketahui dengan pasti, namun setelah masjid mengalami renovasi, keempat prasati itu diletakkan di dinding serambi depan. Prasasti berhuruf Jawa pada dinding utara dan selatan mengapit dua prasasti berhuruf arab.


    sumber : 
    http://agro-online.blogspot.com
    http://sigmasjid.net78.net

    1 comment:

    1. Hey there would you mind sharing which blog platform you're using? I'm going to start my own blog soon but I'm having a difficult time making a decision between BlogEngine/Wordpress/B2evolution and Drupal. The reason I ask is because your design and style seems different then most blogs and I'm looking for something unique. P.S My apologies for getting off-topic but I had to ask! gmail login

      ReplyDelete

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728